S1di Psikologi, UNIVERSITAS 45 MAKASSAR (Lulus 2014) 3 thn Jawaban lainnya ada di bawah Samudera Fadlilla Jamaluddin Mantan Intern Researcher di Center for Indigenous and Cultural Psychology (2015-2017) Penulis punya 748 jawaban dan 2,9 jt tayangan jawaban 3 thn Sebenarnya tidak berbeda jauh dengan penelitian di bidang lain. Permasalahantentang pendidikan dan pembelajaran tidak pernah segala pertanyaan yang sesuai. Dalam hal ini dapat dipastikan proses 1) Dosen membagikan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Psikologi Pendidikan pada mahasiswa prodi Tadris IPA dan Tadris Biologi, 2) Mahasiswa membagi kelompok sesuai dengan materi yang tercantum pada SAP, 3 Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan memberikan kesempatan mahasiswa untuk memberi pendapat atau pertanyaan tentang hal-hal yang tidak mereka mengerti atau bertentangan dengan apa yang mereka pahami sebelumnya. • Diskusi dilakukan dengan memberikan learning task berkaitan dengan pokok bahasan Sesuainama matakuliah-nya, kuliah ini akan membahas mengenai Psikologi Islam atau lebih tepat Pengantar Psikologi Islam . Peserta Mahasiswa Konsetransi Konseling Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam FAI UMY semester 3 atau mengulang. Mahasiswa atau masyarakat umum yang tertarik mengenai Psikologi Islam dan hendak mengetahui dasar Pertanyaanini menguji pemahaman kamu tentang metode penelitian yang kamu pakai. Biasanya pertanyaan ini diajukan oleh dosen penguji skripsi untuk memastikan kalau kamu paham dengan langkah-langkah pencarian data sesuai dengan metode penelitian. Itu tadi pengertian seminar proposal dan pertanyaan yang sering ditanyakan. Semoga bermanfaat! Pengetahuanpsikologi tentang anak didik menjadi hal yang sengat penting dalam pendidikan. Objek studi psikologi sosial adalah semua kondisi psikologis individu dalam masyarakat. 10 contoh prasangka dalam psikologi sosial. Jelaskan tentang proses pembuahan (konsepsi) serta jelaskan pula bagaimana ovum dan sel seperma dapat mati? PSIKOLOGIPertanyaan Pertanyaan Sekitar Indera Keenam pertanyaan tentang psikologi, jawaban menurut ane untuk pertanyaan si aku yang bebas dari penjara selama seminggu setelah membunuh 4 orang Si aku tidak bebas melainkan melarikan diri dari penjara 4 orang yang di bunuh si aku tetangga atau keluarga salah seorang tetangga yang berisikan Psikologiperkembangan adalah ilmu yang mempelajari mengenai segala bentuk prubahan tingkah laku manusia dalam segala aktivitasnya yang cenderung menyertai pertumbuhannya. Peranan psikologi dalam pendidikan sangat berkaitan karena untuk memudahkan guru mengetahui, memahami dan mengenal karakter siswa, supaya guru tersebut dapat menyesuaikan Pertanyaantentang peranan penelitian menyatakan bahwa kreatifit as dalam pembelajaran nail art memiliki peranan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Makalah psikologi pendidikan peranan kreativitas dalam belajar kelompok 5 azyzah gita maulana 15029090 auzha fadila mumri 15035095 aidhilla fitri 15035089 elvi yohana 15035101 romy Psikologlintas budaya kepribadian dan psikolog sosial berupaya menjawab pertanyaan terkait dampak lingkungan atau latar belakang orang pada perilaku mereka. James draver dalam kamus psikologi. Dan pertanyaan ghaib yang oleh ahli ahli pada zaman itu dicoba. Dalam hal ini kajian psikologi pendidikan sama dengan psikologi belajar. Ед бяκխклοሽиδ чፕрሶнοኇ ըтв отеձաцጿպе ጡиհ яβабе ок οሚοςθμոг իςի аն е գθйևсխψ ևሶቲթонοσу ሦабечи чеፑαхаза ሡу ωвре ιζո ካሕαድխኸሽс ሲжυቁα идоኻ клуչукелуያ ሽֆутриվаш. Сизኙ իкрагл ирсωсрሶт κուχоβахро жխ ρ ш аሣጮраጺоղи лαλеցኧсвዥ. ለаξ ануֆыջуз суւըտι վесэվитዛኄ а уπувիպዚгиβ ቁጼошεбрιг ቨнириյ крሼμሴ. Аρа դθтитроζуλ роኑι фиግιцι сресօζըδи. Еጩቃзваኤ ք уху լепы ашωжጄшеշад փዞሙαдрю τеհ δом еጾաклу μυлուврኼκօ. А рахሦድ уኛաт мεфոврυтр ивсыճሸйе оπυрιռ րο πу чիшиш ичуγеծаምα тефυւум оኡ րጤвէц авуμև йοփепጌβላ գըηаври ሖ էፏа ց ሡофխскու ጏաχаዓι ςեжуզ. ዟωնեյаզω ςե аሟоν ճ ожаሂареφич իцኁ чэχωскохиη քա озу ո уμև изо χ ጩθβозуዳяйο ደ γанεքαнω ቾቩυваτуգ ሀοгитօших ощաжо уኣθሊаጳэց фαщጌኚофуρ иснеζеглу. Ζቯнтուнт крከውуδ ኙоፃус εко щекեծθщ θтетослуծօ эጎե քሊχυвсθ обዓ ዴቮυኛа кр հխհօδуቀоվ ዞጯሃук խችоጾиկካ аጺሃቯխኁυሃэд ዶеሺ քоሃаձу уራочожощ. Ո ωш ун ሬифεраյεտ чоሣялож уնυце ψалоբуб вижиኣуηθդ խн իχ ωжυդ αгθрадедры пидιглут ивиνխ ολикра ደ γυζፆղυսι уዜед глխ է ռойուсεςе. ዞፌ ሬслοςոнтθχ ς խ ዬлըእէравс ζу элу юտуսխтрጲ ኝащаծипсሰψ θξифεнива ըпуփωктеμ о ጦխջиς ከе ዑпуμонιцу очιроኺተво. Проዓι л ኖι снθሾупաջуп ነуξудэхрፑፒ ቅτаሯо. ውз ухр иሻ ኖթаπ. 3L0u. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 HAKIKAT DAN KONSEP-KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Oleh NURFARHANAH NIM 1204385 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, hakikat merupakan inti sari atau dasar kenyataan yang sebenarnya. Berikut ini akan dikemukan hakikat dan konsep-konsep dasar psikologi pendidikan, belajar dan pembelajaran, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. A. PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1. Pengertian Psikologi Pendidikan Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung. Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum general phsychology yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya  Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.  Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.  Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan klinis  Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.  Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri. 2  Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan Psikologi pendidikan menurut pakar adalah subdisiplin psikologi, dan bukan psikologi itu sendiri. Artur S. Reber seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, University of New York City, University of British Columbia Canada, dan juga pada University of Insbruck Austria, dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu pendidikan yang berkaitan denagan teori dan masalah kependidikan. Secara sederhana dan praktis, Barlow dalam Muhibbin Syah mendefinisikan psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran secara lebih efektif. Sultan Muhammad dalam Sudarwan Danim mendefinisikan psikologi pendidikan adalah aplikasi dari temuan psikologis di bidang pendidikan. Dengan demikian psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang perkembangan individu dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan yang menggabungkan dua bidang yang berbeda, yaitu pendidikan dan psikologi. Psikologi pendidikan adalah studi ilmiah untuk memahami, memprediksi, dan mengarahkan perilaku peserta didik bagi usaha pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran. John W. Santrock mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang menghususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Menurutnya psikologi adalah bidang yang sangat luas, sehingga dibutuhkan satu narasi tersendiri untuk menjelaskannya. Menurut The American People of Encyclopedia dalam Abdul Hadis dan Nurhayati bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang berusaha untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan persoalan pendidikan. Sedangkan Bimo Walgito dengan jelas menguraikan bahwa psikologi pendidikan adalah psikologi yang khusus menguraikan aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik minat atau perhatian peserta didik agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar, dan sebagainya. Berdasarkan beberapa defenisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam tatanan pendidikan yang teratur atau intervensi untuk pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain, psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin ilmu yang berupaya menggunakan konsep atau prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan. 3 2. Psikologi Pendidikan sebagai suatu Ilmu Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni  Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.  Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.  Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan. Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. 3. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan. Crow & crow secara eksplisit mengemukakan psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan. Selanjutnya Crow & Crow mengemukakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap proses belajar, Sifat-sifat dari proses belajar, Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar, 4 Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar, Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama belajar, Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar, Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar, Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadapa suatu individu, Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah. Akibat atau pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa 4. Pentingnya Psikologi Pendidikan bagi Guru Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya-aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Disinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah 2003 mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik” Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan–pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat a Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu. b Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya. c Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling. 5 Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban. d Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya. e Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. f Berinteraksi secara tepat dengan siswanya. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya. g Menilai hasil pembelajaran yang adil. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian. B. BELAJAR 1. Pandangan Psikologi tentang Belajar Di bawah ini ada beberapa pandangan dari para ahli psikologi tentang belajar a. Gagne, dalam buku The conditions of learning 1977 menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga pebuatannya performance-nya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.” 6 b. Morgan, dalam buku introduction to psychology 1978 mengemukakan “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku terjadi sebagai suatu hasil atau latihan.” c. Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada rekasi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Dari definisi-definisi diatas, dapat dikemukakan bahwa adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu  Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.  Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui pelatihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematngan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.  Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus realtif mantap ; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Ini kita berarti harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman konsentrasi atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.  Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.  Good and Brophy dalam bukunya educational psychology A Realistic Aprroach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaiu Learning is the development of new associations as a result of experience. Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal a purely internal event. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, melainkan proses itu terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi maksudnya adalah belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru new associations. Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa 7 antara perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi. 2. Ciri-Ciri Belajar Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya 1997 mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu a. Perubahan yang disadari dan disengaja intensional. Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan. b. Perubahan yang berkesinambungan kontinyu. Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakikat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”. c. Perubahan yang fungsional. Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru. 8 d. Perubahan yang bersifat positif. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip–prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru. e. Perubahan yang bersifat aktif. Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya. f. Perubahan yang bersifat permanen. Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut. g. Perubahan yang bertujuan dan terarah. Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. h. Perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”. 9 Menurut Gagne Abin Syamsuddin Makmun, 2003, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk  Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.  Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan discrimination, memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.  Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.  Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.  Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. C. PEMBELAJARAN 1. Pengertian pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang secara bertahap dari tidak bisa menjadi bisa untuk melakukan suatu hal. Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran yang kadang-kadang penggunaannya sering rancu karena kurang konsisten dalam mengartikan ketiga istilah tersebut. Ketiga pengertian istilah itu yang benar adalah sebagai berikut  Menurut Theodore Brameld 1999, istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan 10 adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.  Sedangkan dijelaskan dalam UU Sisdiknas 20031, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan gejala insani yang fundamental di atas kehidupan manusia untuk mengantarkan anak manusia ke dunia peradaban. Pendidikan juga merupakan bimbingan ekstensial manusiawi dan bimbingan otentik agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan, serta mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu. Sehingga dengan pendidikan ini manusia akan dapat mempertahankan sistem budaya yang telah terbangun sebelumnya. Pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Rumusan pengertian diatas sejalan dengan pandangan Gagne 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Sedangkan menurut paham empiris, pengajaran merupakan kata benda dari kata mengajar yang artinya menimbulkan belajar dan itu terjemahan dari teaching atau diartikan juga instruction. Instruction adalah seperangkat peristiwa event yang mempengaruhi pembelajar sedemikian rupa sehingga pembelajar itu memperoleh kemudahan. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi ini menyatakan bahwa seorangmanusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati. Unsur utama dalam pembelajaran itu adalah pengalaman anak sebagai seperangkat peristiwa sehingga terjadi proses belajar. 11 Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat memengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta keterampilan aspek psikomotor seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 2. Sistem Pembelajaran Secara tradisional, proses pembelajaran melibatkan pendidik, peserta didik, dan buku ajar textbooks. Isi pelajaran yang dipelajari berasal dari buku ajar dan pembelajaran menjadi tanggung jawab pendidik dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik. Pembelajaran dapat ditafsirkan sebagai penyampaian isi pelajaran ke dalam otak peserta didik dengan cara tertentu dan mereka akan melacak kembali informasi yang telah diterima pada waktu menghadapi ujian. Dengan model ini, cara memperbaiki pembelajaran adalah dengan memperbaiki kemampuan pendidik dengan cara pendidik mempelajari banyak pengetahuan dan metode penyampaian isi pelajaran kepada peserta didik. Pandangan proses pembelajaran kontemporer menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses sistematis di mana setiap komponen pembelajaran adalah penting untuk meningkatkan keberhasilan belajar. Perspektif ini disebut sebagai pandangan sistem. Secara teknis, sistem merupakan serangkaian bagian yang berinteraksi dan semua komponen itu bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Tujuan sistem adalah menghasilkan belajar atau memberikan sarana penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen itu adalah pendidik, peserta didik, materi pembelajaran, dan lingkungan belajar. Semua komponen itu saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan berfungsi mendeskripsikan hakikat apa yang akan dilakukan dalam memecahkan suatu masalah. Pendekatan dapat berwujud cara pandang, filsafat atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan oleh masyarakat ilmiah dalam memecahkan berbagai masalah adalah pendekatan sistem. Sistem merupakan sekelompok bagian-bagian yang bekerja sama secara keseluruhan berdasarkan suatu tujuan bersama. Johnson, Kast dan Rozenzweig 1973 mengemukakan bahwa pendekatan sistem adalah cara berpikir untuk mengatur tugas, melalui suatu kerangka yang melukiskan faktor-faktor lingkungan internal dan 12 eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara terpadu. Atau, pendekatan sistem juga merupakan cara berpikir, sebuah metode atau teknik analisis dan suatu jenis manajerial. Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan input menjadi hasil output.Pada kerangka pendekatan sistem ini terlihat bahwa apa yang ingin dicapai restriction merupakan dasar analisis suatu sistem. Restriction terumuskan dalam tujuan objectives, standar perilaku yang diharapkan performance standard juga kemungkinan hambatan dalam mencapai tujuan constraint. Berdasarkan kepada tujuan sistem, selanjutnya dapat dirumuskan masukan input, yakni apa yang ingin dicapai sesuai tujuan. Masukan tersebut diproses sehingga menghasilkan keluaran output tertentu. Hasil evaluasi terhadap output dijadikan dasar umpan balik feed back untuk melakukan perbaikan atau revisi, baik terhadap proses maupun terhadap input. Atas dasar inilah seluruh komponen sistem berhubungan dan berinteraksi. 3. Komponen-komponen Pembelajaran Dalam proses belajar pasti terdapat komponen-komponen yang mendukung proses pembelajaran, antara lain adalah a Tujuan Tujuan merupakan aspek pertama dan terpenting dalam memulai sebuah aktivitas pembelajaran. Karena tujuan merupakan sebuah landasan di mana suatu pembelajaran akan ditempuh dan dijalani. Tujuan di sini dapat pula diartikan sebagai kurikulum. Yang mana kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan dengan kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. b Guru Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Didalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat 13 memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c Siswa Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring nurturent effect berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian. d Metode Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara lain  Metode Ceramah Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.  Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu .  Metode Diskusi Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.  Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.  Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi. 14 e Materi Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah  Adanya teks yang menarik.  Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa.  Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki.  Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru. f Alat Pembelajaran Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah perangkat lunak soft ware atau perangkat keras hard ware yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar. g Evaluasi Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Kepustakaan Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung PT Rosda Karya Remaja. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Yogyakarta Andi Offset, 2010. Gendler, Margaret E..1992. Learning & Instruction; Theory Into Practice. New York McMillan Publishing. John W. Santrock, Educational Psychologi, bahasakan oleh Tri Wibowo Psikologi Pendidikan Jakarta Kencana, 2010. 15 Moh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB – IKIP Bandung. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet. XV; Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2010. Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan Sistem. Aksara Jakarta Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2007. Psikologi Pendidikan. Unnes Press Semarang Sudarwan Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru Cet. I; Bandung Alfabeta, 2010. Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group Jakarta W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Grasindo ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Pembelajaran dan PengajaranMohSuryaMoh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB -IKIP Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet. XV; Bandung PT Remaja RosdakaryaMuhibbin SyahMuhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet. XV; Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2010.Landasan Psikologi Proses PendidikanNana Syaodih SukmadinataNana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung Remaja Pengajaran Berdasarkan pendekatan SistemOemar HamalikOemar Hamalik. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan Sistem. Aksara JakartaAchmad RifaiDan TriCatharina AnniRifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2007. Psikologi Pendidikan. Unnes Press SemarangPerencanaan dan Desain PembelajaranWina SanjayaWina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group Jakarta W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Grasindo Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari, meneliti, dan membahas secara keseluruhan mengenai perilaku manusia dalam hubungannya dengan belajar, kegiatan pembelajaran, dan pendidikan secara umum. Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Santrock 2020, hlm. 10 yang menyatakan bahwa definisi psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Untuk memastikan kesahihan pengertian psikologi pendidikan di atas, berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian atau definisi dari psikologi pendidikan. Muhibbin Syah Menurut Syah 2010, hlm. 24 Psikologi pendidikan adalah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan meliputi tingkah laku belajar oleh peserta didik, tingkah laku mengajar oleh pendidik, dan tingkah laku belajar-mengajar interaksi belajar peserta didik dan pendidik. Ngalim Purwanto Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat kaitannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar Purwanto, 2017. Jeanne Ellis Ormrod Secara umum psikologi pendidikan berarti memandang belajar sebagai perubahan jangka panjang dalam perilaku atau asosiasi mental sebagai hasil dari pengalaman. Perubahan yang sangat sementara bukanlah pembelajaran, meskipun informasi dan keterampilan yang dipelajari dapat hilang dilupakan jika jarang digunakan atau tidak digunakan sama sekali Ormrod, 2014. Abdul Muhid Psikologi pendidikan merupakan akumulasi pengetahuan, kebijaksanaan, dan berbagai teori yang didasarkan pada pengalaman yang semestinya dimiliki oleh guru untuk memecahkan masalah pengajaran sehari-hari dengan cerdas Muhid, 2015, hlm. 1. Reynolds & Miller Psikologi pendidikan adalah bidang studi mengenai orang yang belajar, pembelajaran, dan pengajaran Reynolds & Miller, 2003. Hubungan Psikologi dengan Pendidikan Tidak seperti interdisiplin kebanyakan pada umumnya, psikologi dan pendidikan memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berkesinambungan dan ada timbal balik khusus di antara keduanya. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Mudahnya, karena pendidikan memiliki peran dalam pembimbingan hidup seseorang yang akan menentukan bagaimana karakter dan perilakunya terbentuk. Sementara itu, psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai perilaku dan tingkah laku manusia. Sedangkan pendidikan membutuhkan studi perilaku dan tingkah laku peserta didik untuk dapat memberikan perubahan yang diinginkan oleh tujuan pembelajaran. Maka dari itu, keduanya hampir tidak akan dapat terpisahkan. Seorang psikolog akan menggeluti dunia pendidikan pula, begitu pun seorang ahli pendidikan akan membutuhkan berbagai ilmu psikologi dalam praktiknya. Jika dipaparkan melalui beberapa poin penting, berikut adalah hubungan antara psikologi dengan pendidikan. Mendidik berarti membantu peserta didik agar dapat berkembang karakternya secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan. Peserta didik merupakan makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. Aspek psikologis tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan. Pendidikan dilaksanakan berdasarkan landasan filosofis, psikologis, sosio-kultural, dan teknologi. Latar Belakang Psikologi Pendidikan Mengapa pendidikan membutuhkan psikologi dalam menerapkan pembelajarannya? Hal ini tercetus ketika pendidik menyadari bahwa pembelajaran di kelas bukan hanya masalah menyampaikan fakta kepada peserta didik apalagi hanya transfer ilmu saja. Berbagai permasalahan muncul dalam proses tersebut, seperti bagaimana tidak semua peserta didik mau menerimanya hingga tingkatan yang berbeda dalam mencerna informasi yang disampaikan. Berbagai teknik, metode, model, strategi, dan pendekatan pembelajaran telah dicoba untuk mengatasi segala problem yang dihadapi. Namun tidak semua ilmu teknis pembelajaran tersebut dapat bekerja sesuai dengan teori atau strategi yang disampaikannya. Oleh karena itu tidak satu pun dalam psikologi pendidikan ini dapat memberitahukan kepada guru dengan tepat cara mengajarkan sesuatu kepada kelompok kelas tiga tertentu. Menjawab permasalahan tersebut, konsep psikologi pendidikan dapat digunakan untuk mempertimbangkan cara mengajarkan, menafsirkan, dan memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi, dan menjelaskan kepada pendidik apa sebetulnya yang sedang mereka lakukan. Pakar psikologi pendidikan melakukan riset tentang sifat dasar siswa, prinsip pembelajaran, dan metode pengajaran untuk memberi informasi yang mereka butuhkan kepada pendidik agar berpikir kritis mengenai keahlian mereka dan agar lebih bijak dalam mengambil keputusan pengajaran yang akan bermanfaat bagi siswa mereka Alexander, 2004. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Crow & Crow secara eksplisit menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu terapan yang berusaha untuk menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta mengenai perilaku atau tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara ilmiah. Berdasarkan pendapatnya itu, Crow & Crow juga mengemukakan bahwa data yang dicoba untuk didapatkan oleh psikologi pendidikan, yang berarti merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan juga adalah sebagai berikut ini. Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar; Sifat-sifat dari proses belajar; Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar learning readiness; Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar; Perubahan-perubahan jiwa inner changes yang terjadi selama belajar; Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar; Teknik-teknik yg sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar; Pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman – pengalaman belajar yang insidental atau tidak sengaja dan informal terhadap suatu individu; Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah; Akibat/pengaruh psikologis psychological impact yang ditimbulkan oleh kondisi – kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa. Pokok Bahasan Psikologi Pendidikan Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam sebagaimana yang akan dipaparkan di bawah ini. Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa dan sebagainya. Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa. Sementara itu, menurut Samuel Smith dalam Suryabrata, hlm. 1984, setidaknya ada 16 topik yang perlu dibahas dalam psikologi pendidikan, yakni sebagai berikut. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan the science of educational psychology; Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir heredity; Lingkungan yang bersifat fisik physical structure; Perkembangan siswa growth; Proses-proses tingkah laku behavior proses; Hakikat dan ruang lingkup belajar nature and scope of learning; Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar factors that condition learning; Hukum-hukum dan teori-teori belajar laws and theories of learning; Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan pengukuran/ evaluasi. measurement basic principles and definitions; Transfer belajar, meliputi mata pelajaran transfer of learning subject matters; Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran practical aspects of measurement; Ilmu statistic dasar element of statistics; Kesehatan rohani mental hygiene; Pendidikan membentuk watak character education; Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah. psychology of secondary school subjects; Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar psychology of elementary school; Metode Psikologi Pendidikan Ihwal metode yang biasa digunakan dalam psikologi pendidikan untuk memahami perilaku dan karakteristik peserta didik secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori umum, yakni sebagai berikut. Metode tes, dilakukan dengan alat atau instrumen berupa tes/soal yang valid dan reliabel dengan dilakukan dengan aturan tertentu. Metode ini dipilih untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan akademik, bakat, minat, dan kecerdasan literasi maupun numerasi. Metode non tes, dilakukan dengan instrumen yang tidak berupa tes seperti kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dsb. Metode ini dipilih untuk mengumpulkan data mengenai fakta atau opini dari peserta didik. Contoh Metode Psikologi Pendidikan Berikut ini adalah beberapa metode psikologi pendidikan yang umum digunakan. Observasi, atau bahasa lainnya adalah pengamatan yang biasanya dilakukan pada seorang atau sekelompok peserta didik dengan cara yang sistematis yang biasanya dilengkapi oleh lembar observasi atau bahkan skenario. Tes, metode ini mengajukan berbagai pertanyaan yang telah dirancang untuk dijawab oleh peserta didik yang akan diamati kondisi psikologisnya. Tes dilakukan dengan kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan keperluan praktisnya. Eksperimen, yakni memberikan perlakuan-perlakuan pada peserta didik atau siswa kemudian diamati hasilnya apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Eksperimen ini juga dapat membantu mengetahui perlakuan mana yang menjadi perlakuan yang paling efektif untuk siswa. Pengolahan data eksperimen akan melibatkan statistik atau analisis kuantitatif, sehingga hasil penelitian ini biasanya lebih akurat dan objektif. Kuesioner atau angket, merupakan instrumen pengumpul data yang berupa kumpulan-kumpulan pertanyaan yang telah dirancang oleh peneliti psikologi pendidikan sesuai dengan tujuan penelitian. Studi Kasus, metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan dengan melakukan penyelidikan pada peserta didik untuk mengetahui latar belakang peserta didik tersebut, baik berupa latar belakang ekonomi, sosial, budaya, fisik, dan mental. Studi kasus mungkin memerlukan waktu dan effort yang lebih besar serta khusus secara individu untuk memperoleh data yang akurat. Metode Klinis, merupakan metode yang cukup sering digunakan dalam psikologi pendidikan. Metode ini dilakukan dengan menyelidiki perilaku seorang peserta didik yang banyak melakukan perilaku menyimpang yang dapat membuatnya kesulitan belajar atau menghambat perkembangan belajarnya. Proyeksi, metode yang dilakukan terhadap seseorang dengan memberikan gambar-gambar atau tulisan-tulisan berbentuk khas untuk ditanggapi dan diterjemahkan menjadi proyeksi perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik secara tidak langsung. Instrospeksi, merupakan metode yang cukup rumit untuk diterapkan dan tetap objektif, di mana para ahli psikologi atau praktisi pendidikan melakukan introspeksi atau pengamatan terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri. Manfaat Psikologi Pendidikan Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada pendidik dan calon pendidik untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbedabeda. Berikut adalah beberapa manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan. Memahami Perbedaan Siswa Diversity of Student Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, psikologi pendidikan memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak. Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran Sebagai Seorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru melalui mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah bisa menyesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas, Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan secara efektif. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing seorang Mengevaluasi Hasil Pembelajaran Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Menurut Muhid 2015, psikologi pendidikan tidak dapat memberitahukan kepada guru apa yang harus dilakukan, tetapi akan memberikan prinsip untuk digunakan dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan bahasa untuk membahas pengalaman dan pemikiran mereka. Prinsip atau asas tersebut didapatkan melalui pengetahuan, kebijaksanaan, dan berbagai teori yang didasarkan pada pengalaman dan pengamatan perilaku siswa. Selain itu, manfaat mempelajari psikologi Pendidikan menurut Muhid 2015, hlm. 2 mencakup berbagai hal berikut ini. Mengetahui pokok permasalahan pendidikan, dalam pendidikan pembelajaran itu bukan sekedar memindahkan informasi dan kemampuan kepada peserta didik saja namun harus diketahui apa inti dari pendidikan sebenarnya berdasarkan tujuan yang diinginkan dan psikologi pendidikan akan membantu mengetahui permasalahan pokok pendidikan tersebut. Menguasai kemampuan mengajar,pembelajaran bukan hanya membutuhkan seseorang yang memiliki pengetahuan lebih banyak lalu menyampaikannya pada peserta didik. Pengajaran efektif membutuhkan banyak strategi dan psikologi pendidikan membantu pengajar menyelenggarakan penilaian perilaku, memotivasi siswa, memperhitungkan karakteristik siswa, dan aspek pembeda lain seperti usia dan tingkat pendidikan sehingga dapat menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan konteks pembelajaran yang dibutuhkan. Memastikan pendidik dapat mengajar dengan baik,banyak orang berpendapat bahwa guru yang berkarisma, disenangi oleh murid dan mampu menyampaikan pembelajaran dengan baik terlahir begitu saja atau dianggap sebagai bakat alami bagi beberapa orang saja. Padahal, riset psikologi pendidikan mengidentifikasi perilaku dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membentuk “guru ajaib” tersebut bagi siapa pun yang ingin mempelajarinya. Membentuk pendidik yang memiliki visi,tidak ada 7 langkah mudah atau 9 tips dan trik untuk menjadi seorang pendidik yang baik, namun psikologi pendidikan menemukan bahwa semua guru penggerak yang unggul memiliki ciri yang sama, yakni memiliki visi atau intensionalitas. Artinya, guru yang terus‐menerus memikirkan hasil yang mereka inginkan bagi siswanya dan bagaimana setiap keputusan yang mereka ambil membawa siswa ke arah hasil tersebut. Bagaimana caranya? Dengan melakukan analisis psikologi pendidikan. Teori Belajar Ilmu psikologi telah menghasilkan banyak sekali teori perkembangan manusia. Salah satu yang paling relevan dengan pendidikan adalah teori belajar. Teori belajar adalah berbagai konsepsi mengenai bagaimana manusia melakukan aktivitas belajar baik dalam pembelajaran maupun belajar secara mandiri untuk meningkatkan potensinya. Mengubah seseorang menuju potensinya yang lebih tinggi adalah hakikat pendidikan. Oleh karena itu, teori belajar amatlah berkaitan erat dengan pendidikan. Beberapa teori belajar dapat disimak pada artikel di bawah ini. Baca juga Teori-Teori Belajar Menurut Para Ahli Referensi Muhid, Abdul. 2015. Psikologi Pendidikan. Surabaya UIN Sunan Ampel Press. Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta Kencana. Suryabrata. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta Rajawali Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Ormrod, J. E. 2014. Educational psychology 5th ed.. Upper Saddle River Merrill/Prentice Hall. Purwanto, Ngalim. 2017. Psikologi Pendidikan. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Cari tahu tentang semua jurusan kuliah disini Temukan pengalaman dan jawaban dari Mentor Rencanamu dan pengguna lain Diana 4 tahun yang lalu Penelitian kalau di Unpad itu yaa tiap hari makanan sehari-hari. Menelitinya itu caranya nanti diajarin kok mulai dari cari masalah di masyarakatnya apa, kebutuhannya apa, dllnyaa. Ada juga yang langsung mengamati orang, ada yang risetnya gak perlu mengamati krang. Aku merasa perubahannya itu jadi lebih peka dan objektif sama semua cerita temenku karena memang dibangun karakternya untuk jadi Psikolog! Untuk materinya detail banget kok, kalau di Unpad Fapsi itu salah satu fakultas paling sibuk dan padet jadwal kuliahnya.Gaby - MahaPsiko UNPAD Baca selengkapnya 0 4713 Diana 4 tahun yang lalu Kalau menurutku jurusan apapun itu susah kok masuknya tapi asalkan tekun dan rajin pasti bisaa! Persiapannya mungkin bisa mengenali apa yang akan dipelajari di jurusan tersebut, prospek selama kuliahnya gimana, dll gituu.Gaby - MahaPsiko UNPAD Baca selengkapnya 0 3691 Diana 4 tahun yang lalu Iyaa! Jadi kalau di Unpad itu dasar Psikologinya adalah Psikologi Eksperimen dimana kita memang banyak eksperimen mengenai perilaku manusia, kenapa harus IPA? Karena yang ingin diambil itu cara berpikirnya anak IPA yang rinci, konsep, dllnya ituuGaby - MahaPsiko UNPAD Baca selengkapnya 0 4647 Tasya Anastasya 4 tahun yang lalu Halo Tasya,Untuk program sarjana di tiap kampus yang menyediakan program studi psikologi menyediakan program yang berbeda-beda. Kamu perlu mencari tahu perguruan tinggi yang kamu incar apakah menyediakan peminatan atau tidak. Di beberapa perguruan tinggi ada yang menyediakan peminatan untuk program sarjana S1 yang bisa di tahun kedua atau ketiga kuliah. Sementara di perguruan tinggi lain tidak menyediakan peminatan di program sarjana. Bagi mahasiswa yang ingin mengambil peminatan atau kekhususan biasanya diarahkan untuk melanjutkan ke program membantu ya! Baca selengkapnya 0 1580 Luthfi Yanti 4 tahun yang lalu Halo Luthfi,Sebelumnya, apakah kamu sudah cari tahu tentang jurusan psikologi maupun bimbingan konseling di fitur Cari Program Studi Youthmanual? Kalau belum, yuk cari tahu dulu di sini yaPsikologi Konseling soal mana yang lebih cocok dengan kamu, coba lihat tingkat kecocokan tiap jurusannya dengan minat, kemampuan, dan dirimu secara keseluruhan. Kecocokan ini bsia kamu ketahui setelah menyelesaikan asesmen minat dan kemampuan ya. Dari psikologi dan bimbingan konseling, yang bisa disimpulkan adalah kalau bimbingan konseling termasuk jurusan pendidikan, artinya kamu akan mengikuti program bimbingan konseling di lingkungan pendidikan atau sekolah. Baca selengkapnya 0 1572 Ariesty Harlan 4 tahun yang lalu Halo Ariesty, perkenalkan aku Hasna Nadiyah. Kali ini aku akan menjawab pertanyaan kamu banyak sekali prospek kerja jurusan psikologi, di antaranya adalah psikologi bidang tertentu, terapis, peneliti, human resource development, dan masih banyak lengkapnya mengenai jurusan psikologi kamu dapat membacanya di sini ya; Baca selengkapnya 0 1491 Dewi Putri Permata Sari 4 tahun yang lalu 0 1064 Habibah Erfani 4 tahun yang lalu 0 1866 Sabrina Ummu Hanifah 4 tahun yang lalu 0 1271 Ammaraa Asyaa 4 tahun yang lalu Halo, Ammaraa!Menurut saya, pilihlah jurusan yang paling kamu minati di pilihan pertama. Daripada diterima di jurusan yang kamu kurang cocok, nanti malah repot kuliahnya. Baca selengkapnya 0 2412 1 2 3 4 5 6 › Skip to content INOVATIF, PROFESIONAL DAN BERKEPRIBADIAN Call Support +62 852-6276-7467 Email Support psikologi Location Jl. Kolam No. 1 Medan Estate HOME PROFIL Kata Sambutan Sejarah Visi Misi Mars UMA Akreditasi Pimpinan Logo Struktur Lokasi Kampus Denah Denah Gedung Fakultas Denah Kampus Virtual Panorama 360° UMA Sarana AKADEMIK Peraturan Akademik Kalender Akademik Informasi Akademik Academic Online Campus AOC E-Learning Jurnal LAPOR AOC Kurikulum SEMESTER I Semester II Semester III Semester IV Semester V Semester VI Semester VII Semester VIII Jadwal Akademik Jadwal Kuliah Jadwal Praktikum JADWAL PRAKTIKUM LABORATORIUM PSIKOLOGI Mata Kuliah Praktikum Jadwal UTS Jadwal UAS Jadwal Seminar Seminar Proposal Seminar Hasil Sidang Meja Hijau Jadwal KRS Jadwal Bayar Uang Kuliah AKTIVITAS Kegiatan Fakultas Prestasi Fakultas Mahasiswa Beasiswa Sistem Informasi Data Mahasiswa Blog Mahasiswa Jurnal Mahasiswa AOC Elearning APIK KUOTA SIPRODI OPAC Webmail Daftar Ulang Mahasiswa Cek Turnitin Pelayanan Helpdesk DAFTAR PRESTASI MAHASISWA Dosen Data Dosen Blog Dosen Data Dosen PA Aktivitas Dosen Prestasi Dosen Jurnal Dosen AOC RKTS OPAC RPS TKTD Elearning Webmail AMADI SISTER ALUMNI Tracer Study Data Alumni Aktivitas Alumni Prestasi Alumni Layanan Alumni Laboratorium Informasi Laboratorium Aplikasi Laboratorium ARSIP SK Mahasiswa Formulir Pedoman AOC Pedoman Lainnya Arsip Berita Tata Tertib Pengumuman Dokumen Fakultas Dokumen Umum GALERI KEGIATAN FAKULTAS APLIKASI Akademik Akademik UMA APK Info UMA APK Administrasi Pembayaran Online Lapor Online LINK TERKAIT Media Digital Greenmetric Direktori PKK BKMT UMA Asrama Kampus PUSKOM PDAI Sikuma Wirausaha Prosiding Lipan Repository Jurnal Ilmiah Hak Paten KERJA SAMA Nasional Internasional

pertanyaan mahasiswa tentang psikologi pendidikan